Pertemuan Yang Tidak Sengaja Berujung Nikmat

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP
Namaku Hasan (bukan nama asli), kali ini aku akan menuliskan pengalamanku pribadiku, yang kemarin baru saja kualami. Dan aku minta maaf kalau seandainya kata atau kalimat yang kurang beraturan. Maklumlah, bukan pujangga hehehe. Langsung saja ya begini ceritanya.

Kemarin malam aku lembur di kantor. Karena jenuh dengan pekerjan yang menumpuk, aku memutuskan untuk keluar kantor sebentar, sekedar cari angin dan cuci mata. Aku keluar dengan mobil, begitu sampai di pelataran toko pusat perbelanjaan yang ada di kota kembang, mobil kuparkirkan disana. Udara malam itu begitu segar, kebosananku akan pekerjaan jadi agak sedikit hilang.

Kuberjalan menelusuri trotoar sambil melihat-lihat iklan produk yang terpajang di etalase dan secara kebetulan, mataku tertuju ke stan penjualan produk alat-alat kosmetik. Mataku tertuju pada sesosok wanita yang sepertinya aku kenal. Dengan langkah ragu-ragu aku mencoba hampiri stan kosmetik itu. Setelah hampir sampai di dekat stan itu aku berhenti, aku diam sambil memperhatikan sosok tubuh tersebut.

Dan setelah aku yakin kalau sosok tersebut benar-benar aku kenal, dengan hati berdebar aku memberanikan diri memanggilnya.

“Maya…” jeritku. Wanita itupun menoleh kearahku.
“Benar kamu Maya kan?” tanyaku menyakinkan. Dia memandang wajahku dengan mengerutkan keningnya. Mungkin dia sedang mengingat-ingat diriku.
“Hasan?? Kamu Hasan???…” tanyanya dengan wajah setengah bingung.
“Iya…kamu masih ingat aku? Kukira kamu sudah lupa denganku…” kataku sambil menyodorkan tangaku.
“Gak mungkin aku lupa kamu San, gimana kabarmu?” jawabnya dengan tangan menyambut uluran tanganku.
“Alhamdulillah baik-baik saja” jawabku
“Kamu sendiri?” tanyaku balik.
“Baik juga” jawabnya sambil menyibakkan rambutnya.

Perlu pembaca ketahui, Maya (bukan nama sebenarnya) merupakan teman SMA ku dulu. Kedua orang tuanya tinggal di luar jawa, sedangkan dia di kota kembang ini tinggal bersama kakaknya ngekost berdua. Maya orangnya cukup tinggi, dengan berat badan yang ideal ( menurut penglihatanku sih hehehe ), hidungnya mancung dan jga dia memiliki toket yang lumayan montok.

Kami berdua mengobral tentang masa-masa SMA dulu. Kami mengobrol lumayan lama dan tak terasa kalau jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Dan di jam itu Maya harus pulang. Dengan penuh keyakinan aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, kebetulan dia pulang sendiri.

Maya pun mengiyakan tawaranku. Sebelum aku mengantar Maya ke tempat kostnya, aku mengajak dia untuk makan malam dulu.

Makan malam selesai aku langsung mengantar dia ke tempat kostnya. Sesampainya disana aku disuruh mampir dulu.

“Masuk dulu yuk San” katanya.
“Makasih May…lain kali aja lagian gak enak sama kakakmu” kataku. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 23.00
“Kakakku baru ke Bali. Aku cuma sendirian disini, Ayolah masuk dulu…” pintanya merajuk. Akhirnya akupun luluh dan iku masuk ke dalam. Situs Judi AduQ
“Oke tapi aku sebenta saja May, soalnya aku lagi banyak pekerjaan di kantor mana mata udah ngantuk berat, capek lagi” kataku sambil memijat pundakku sendiri karena pegal. Maya pun mengangguk dan tersenyum, dia pun lantas berjalan ke belakang untuk mengambil minuman.
“Kamu santai aja dulu ya San, aku mau mandi sebentar gerah nih” katanya sambil menyodorkan minuman untukku. Aku duduk di kursi di dekat tempat tidurnya. Hampir 10 menit dia belum juga keluar dari kamar mandi. Karena merasa capek aku lalu rebahan di ranjangnya. Tak berapa lama kulihat Maya keluar dari kamar mandi hanya memakai tanktop dan celana pendek. Rambutnya basah mungkin dia habis keramas. Kemudian dia duduk di depan meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya.
“Kelihatannya kamu capek sekali?” tanya Maya membuyarkan lamunanku.
“Iya May…aku capek banget hari ini, mana kerjaan masih numpuk” keluhku.
“Ya udah kamu istirahat dulu aja sana, aku pijitin mau gak?” kata Maya sambil melangkah ke arahku.
“Beneran May mau mijitin aku?” kataku meyakinkan.
“Emang aku pernah berbohong padamu?” jawabnya.
“Ya udah buruan tengkurap terus buka kemeja kamu, kaos dalamnya juga ya…” terusnya. Bagai kerbau dicocok hidung, aku nurut aja dan langsung tengkurap. Maya mulai memijitku, dari pundak terus ke punggung. Pijatannya lembut sekali, rasa capek dan kantukku mulai hilang. Bukan hanya itu darahku pun ikut berdesir. Batang kontolku mulai mengeras. Aku jadi salah tingkah. Sepertinya Maya melihat perubahan sikapku.
“Sekarang balikan badanmu, biar aku pijit bagian depanmu” katanya lembut.

Aku agak sedikti ragu untuk membalikan badanku, pasalnya aku malu kalau Maya melhat kontolku yang sudah menegang ditambah dengan hembusan nafasku yang mulai tak beraturan. Tapi dengan terpaksa aku akhirnya membalikan badanku. Tiba-tiba Maya menduduki badanku, aku jadi kaget dibuatnya. Posisi dia sekarang duduk diatas kontolku. Untuk menutupi rasa canggung aku memejamkan mataku sambil sesekali membuka sedikit mataku. Batin dan pikiranku berkecamuk tak karuan. Aku berpikir apa yang akan kulakukan kalau sudah begini. Tangan lembut Maya mengusap-usap bagian dadaku kadang dia mencubit putingku yang membuat tubuhku menggelinjang kegelian.

Sekarang pikiranku dipenuhi oleh nafsu, kucoba untuk memegang kedua tangan Maya yang sedang memijit dadaku.

Baca Juga : Bercinta Dengan Ibu Teman Baikku

“Kenapa San?” tanya Maya tersenyum. Aku tak menjawabnya. Lalu kuciumi tangan lembut itu, kutarik yang otomatis tubuhnya jadi mendekat ke tubuhku.

Kita berdua saling bertatap mata, harum nafas Maya menerpa wajahku. Kuelus kedua pipinya dan perlahan bibirku mendekati bibirnya, kukecup lembut bibirnya. Maya pun membalas ciumanku, lidah kami saling perpaut. Ciuman kami makain lama makin liar, nafas kami sudah tak beraturan. Tanganku mulai merambah ke bagian bawah, ku elus pahanya tubuh Maya menggeliat. Tanpa aku suruh Maya langsung membuka kaos yang dia kenakan dan dengan tersenyum dia juga membuka BHnya.

Sekarang terlihat bukit kembar yang tak terlalu besar tapi kencang dengan puting berwarna seakan menantangku untuk kulumat. Dengan posisinya yang masih diatasku, aku segera menggapai toket itu, kumeremas dan kupilin putingnya. Aku pun lalu bangkit, kulumat putingnya secara bergantian. Maya menggeliat menikmatinya.

“Aaahhh..Hasan enak sayang…” desahnya manja. Aku yang mendengar itu semakin bernafsu. Tubuh Maya kubaringkan lalu kulumat lagi putingnya. Setelah puas melumat putingnya kemudian lumatanku turun ke bagian bawah. Kujilat pusarnya dengan tanganku mengelus-elus gundukan daging diantara pahanya dari luar celana.

Dengan posisi masih menjilati pusar, tanganku mencoba membuka celana pendeknya, kuturunkan ke bawah. Maya membantuku menurunkan celana itu. Tinggalah CD yang amsih melekat pada tubuhnya. Ciumanku berpindah ke memeknya yang masih tertutup CD. Maya mendesah. Kemudian aku membuka CD tersebut. Dengan lembut aku mulai menciumi bibir memeknya dengan bantuan kedua jariku kusibakkan bibir memeknya dan terlihatlah bagian dalam dari memeknya. Tercium aroma kewanitaan yang khas. Lalu kujulrkan lidahku ke bagian klitorisnya, kugesek-gesekan lidahku. Situs Judi Domino 99

“Sssthhh…enak sekali…terus sayaaaang…aahhhh…” desahnya sambil kedua tanganya menjambak rambutku. Tak hanya itu, kadang aku juga menghisap klitorisnya. Yang membuat tubuh Maya menggeliat hebat. Tak lama kemudian tubuh Maya mengejang, kepalaku semakin ditekan ke dalam memeknya.
“Aaahhh..Hasan aku keluaaaarrr….” jeritnya sambil mendongakkan wajahnya dan memejamkan matanya. Maya benar-benar meraskan kenikmatan yang tiada taranya. Sementara aku masih saja melumat memeknya yang merah merekah yang dibanjiri oleh sperma.
“Udaaah sayang, gentian ya?” ajaknya sambil menarik kepalaku keatas. Kemudian dilepaskannya celana panjang beserta CDku dan keluarlah batang kontolku yang pajang dan keras. Maya mulai menjilati kepala kontolku.
“Ooohh…May…” desahku merasakan nikmat. Lama kelamaan jilatannya semakin liar. Dimasukkannya batang kontolku ke dalam mulutnya, dia kocok-kocok dan dihisap lembut. Aku hanya bisa diam merasakan kenikmatan yang Maya ciptakan dari mulutnya.
“Sedot terus May…aaahhh….enak sekali sayang…”erangku merasakan nikmat. Karena mungkin aku tadi sudah menahan nafsu, akhirnya aku tidak kuat menahan sepongannya.
“May aku keluaaaarrrr..aaahhhh…” jeritku bareng dengan semburan spermaku yang tumpah semuanya ke mulut Maya. Terlihat Maya agak sedikit kaget karena banyakknay sperma yang kukeluarkan, tapi dia lalu menelan semua spermaku sampai habis.

Setelah cairanku habis ditelannya, kemudian Maya lepaskan batang kontolku dari mulutnya, dia tersenyum melihat kontolku yang masih tegak berdiri, walaupun sudah mengeluarkan laharnya. Dengan tersenyum menahan birahi, dia mendekati wajahku. lalu mencium bibirku. Dengan posisi masih di atas, tangannya kemudian memegang batang kontolku, lalu dibimbingnya agar masuk ke dalam lubang memeknya. Dengan sekali sentakan, kontolku masuk seluruhnya.

“Ooohhh….aaahhh….” Maya melengkuh nikmat sambil memejamkan matanya. Dia mengocok perlahan kontolku dengan memeknya, aku membantu dengan mengangkat pinggulku.

Gerakan Maya makin lama makin cepat, aku juga semakin keras menekan batang kontolku dari bawah. Sambil tanganku meremas kedua toketnya dan memilin kedua putingnya. Maya semakin liar saja dengan memejamkan kedua matanya.

“Aarrghhh sayang enak sekali..aaahhh….” desahnya sambil tubuhnya menggeliat. Melihat gerak tubuh Maya membuatku tak tahan lagi dan akhirnya,
“Ooohhh May, aku mau keluar lagi” kataku
“Tahan sebentar San aku juga mau keluar…kita keluar bareng yaaa…” balasnya sambil terbata-bata.

Tak berapa lama akhirnya kami berdua mencapai klimaks secara bersamaan. Kupeluk tubuh Maya dengan erat. Dengan tubuh lemas dan basah karena keringat kami berdua lalu berbaring di kasur.

“Makasih ya May…aku sayang kamu” kataku sembari mencium keningnya.
“Sama-sama San, aku juga sayang kamu” balas Maya.

Kemudian kami berciuman sesaat. Tak lama kemudian kami berdua terlelap. Aku tak lagi mempedulikan pekerjaanku yang masih menumpuk. Yang aku tahu aku merasa puas dan ingin menghabiskan malamku dengan Maya.


Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP

Bercinta Dengan Ibu Teman Baikku

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP
Panggil saja aku Beni, dulu aku mempunyai kelompok belajar yang selalu rutin belajar di salah satu rumah teman kami, Faris. Aku, Faris, Yadi dan Boby. Setiap ada tugas atau akan ulangan kami berempat selalu belajar kelompok sampai menginap, karena pada saat itu, anak kelas satu masuk sekolah pada siang hari.

Temanku yang bernama Faris dari keluarga yang bisa dibilang kaya dibanding teman-teman yang lain. Dia adalah anak kedua dari 2 bersaudara alisa anak ragil. Ayahnya seorang pejabat Depkeu dan ibunya merupakan dokter di salah satu RS ternama di kota S, kami biasanya memanggil dengan sebutan tante Imel. Kalau belajar kami sampi malem otomatis kami bertiga menginap di rumah Faris. Malah kadang kami sering diajak berlibur sama keluarnya Faris.

Rumah Faris terdiri dari dua lantai. Bila Faris sudah tidur di kamarnya yang berada di lantai bawah, kami bertiga sering membicarakan kakaknya yang bernama Mela. Hal yang kami bicarakan tidak lain adalah wajah ayunya serta body seksi yang disertai kulit putih mulus terawat. Tapi anehnya, aku malah tertarik melihat tante Imel, yang usianya kira-kira 40tahun. Bila melihat tante Imel muncullah hasrat fantasi sesku yang membuat darahku berdesir tak menentu. Berhubung tante Imel merupakan ibu kandung dari teman baikku jadi aku hanya bisa berkhayal dan cuma bisa memendam rasa ini, aku tidak berani cerita pada orang lain.

Seluruh anggota kelurga Faris penyuka olahraga, maka setiap minggu selalu diisi dengan kegiatan berolahraga. Terutama olahraga tenis. Kebetulan aku juga mahir dalam bidang tenis, maka aku selalu diajak bermain tenis bersama.

Aku yang dianggap paling jago, maka aku sering dipasangkan dengan tente Imel apabila bermain double. Tante Imel memiliki body yang proporsional dengan tinggi badan sekitar 167cm, pakaian yang dikenakan tante Imel sewaktu bermain tenis memang selalu seksi. Dengan memakai rok pendek serta atasan model tank top. Kami sering berpelukan serta bersentuhan apabila kami memenangkan permainan. Dan itu membuat jantungku berdebar tak menentu serta timbul hasrat sex terhadap tante Imel. Kadang setelah selesai olahraga, aku langsung masturbasi dengan membayangkan wajah dan tubuh tante Imel yang seksi.

Pada waktu malam minggu, karena tak memiliki pacar aku menghabiskan malamku dengan berkeliling kompleks menggunakan mobil papaku sendirian. Semua temanku pada ngapel termasuk Faris. Tepat di depan rumah Faris, entah apa yang terjadi dengan mobil yang kubawa tiba-tiba terbatuk-batuk seperti kehabisan BBM. Padahal waktu itu hujan sangat lebatnya dan SPBU terdekat kira-kira 3km dari lokasi tempat mobilku mogok. Akhirnya aku memutuskan untuk meminjam telpon di rumah Faris untuk menelpon papaku atau siapa saja untuk membantuku membelikan BBM.

Sambil hujan-hujanan aku berlari menuju rumah Faris, begitu sampai diteras rumahnya, terlihat suasananya sepi tak ada mobil atau terdengar suara dari dalam rumah menandakan kalau rumahnya sedang kosong. Meski begitu aku tetap saja mencoba memencet bel rumah 2x, tapi tak lama kemudian terdengar suara dari dalam rumah.

“Ya…siapa?”. Begitu mendengar jawaban itu hatiku langsung berdebar karena aku sangat kenal dengan suara itu
“Beni, tante…maaf tante malem-malem ganggu. Aku kehabisan bensin di depan rumah tante dan berniat mau pinjam telpon untuk menghubungi papa saya” jawabku.
Kemudian terdengar suara langkah menuju pintu dan ketika pintu terbuka tampaklah sesosok wanita setengah baya yang terlihat sangat menawan.

“Beni…malem-malem gini hujan-hujanan, ayo masuk dulu, langsung masuk saja ke kamar Faris utnuk cari baju ganti, terus kalau sudah selesai ke ruang tengah ya biar tante buatin teh anget” kata tante Imel.
Di dalam kamar dan berganti baju, aku masih terbayang tante Imel yang pada waktu malam itu menggunmakan gaun tidur yang tipis yang memperlihatkan tubuh seksinya.

Begitu selesai ganti baju aku langsung menuju ruang tengah seperti yang disuruh tante Imel. Kuminum teh hangat bikinan tente Imel, dan kemudian bertanya padanya,

“Kog sepi tante pada kemana?”
“Om, lagi ke rumah saudaranya yang sedang sakit, sedangkan Mela tadi dijemput pacarnya mau diajak jalan dan Faris kamu tau sendiri donk kemana dia” terang tante Imel.
“Kog tante gak ikut Om?” tnyaku penasaran. Agen Capsa Susun Terbaik
“Kebetulan mbak Minah(pembantu rumah tante Imel) sedang ijin pulang kampung, jadi tante harus jaga rumah deh” jawabnya.
“Oh iya tante, aku mau pinjem telpon jadi lupa nih” kataku.
“Hahahaa…emang kamu lagi mikiran apa kog jadi lupa kalau mau pinjam telpon” kata tante Imel sambil tertawa.
“Hehehee…gak mikir apa-apa kog tante?” jawabku agak malu.

Aku langsung saja menuju ruang keluarga dan segera telpon ke rumahku tapi sama sekali tak ada jawaban. AKu mencobanya berulang kali tetap saja tak ada yang menjawab telponku. Dari belakang tiba-tiba terdengar suara tante Imel,

“Gak diangkat Ben?” tanyanya.
“Gak tante, mungkin sudah pada tidur” jawabku.
“Ya udah kamu tunggu Faris aja, sembari nemenin tante” katanya.
“Iya tante” jawabku singkat.

Kemudian tante Imel mengajakku ke duduk di sofa depan TV. Sebelum aku sempat duduk di sofa, tante Imel berkata padaku,

“Oya Ben, tolong donk ajarin tante lagunya Cellin Dion yang My Heart Will Go On, jari-jari atnte masih kagok untuk berpindah-pindah”
“Kapan tante?” tanyaku.
“Sekarang aja yuk, mumpung kamu disini…” ajaknya.

Kami berdua lalu berjalan menuju piano dan duduk berdampingan di kursi piano yang tidak terlalu besar. Karena aku mengajari perpindahan jari-jari tangan otomatis aku selalu memegang jari tante Imel yang halus dengan kuku yang terawat dengan baik. Detak jantungku terasa makin berdebar apalagi ditambah menghirup bau parfum dari tubuh tante Imel yang membuat batang kontolku jadi mengeras secara perlahan.

“Lhoh Ben kenapa suaramu jadi bergetar gitu, kamu kedinginan ya?” tanya tante Imel.
“Gakpap kok tante, aku hanya…” jawabku terpotong.
“Jangan-jangan kamu gak mau ngajarin tante ya? Atau mungkin kamu ada janji malam minggu dengan pacar kamu?” tante tanye Imel penasaran.
“Aku belum punya pacar tante, gak kayak Faris dan yang lainnya” jawabku.

Duduk tante Imel semakin merapat padaku dan tiba-tiba kepalanya bersandar di bahuku dan dia bertanya padaku,

“Ben, pernah gak Faris bercerita padamu kalau ayahnya punya istri lagi yang jauh lebih seksi dan muda dari tante, usianya 27tahunan kira-kira”

Baca Juga : Olin Remaja Cantik Jelita

Mendengar itu aku jadi kaget setengah mati masak sih ayahnya Faris punya istri lagi padahal menurutku tante Imel nyaris sempurna.

“Masak sih tante, kalau aku lihat sih tante sama om mesra-mesraan terus” kataku.

Lagi-lagi duduk tante Imel semakin merapat padaku, tangannya diletakkan diatas pahaku dan dengan tidak sengaja tanganya menyentuh batang kontolku yang sejak tadi makin mengeras saja, tante Imel pun lalu berteriak kecil,

“Ah…”. Tante Imel langsung menatapku yang menunduk malu. Dengan wajah sendu dan sensual dia kembali bertanya padaku,

“Ben, jawab jujur yaaah, kamu sudah pernah berhubungan intim belum?”
Dan dengan kaget dan gugup aku menjawab, “Be..be…belum pernah tante”
“Mau gak kalau tante ajarin…sebagai gantinya kamu ngajarin tante main piano” katanya.
Aku tak kuasa menjawab pertanyaan tante Imel tersebut tapi tiba-tiba tente Imel langsung menyosor mulutku secara liar. Lidahnya terus berusaha menjilat seluruh bagian mulutku. Tak hanya itu tangannya pun terus meremas telinga dan rambutku.

“Beni sayang, ayo kita pindah ke kamar aja yuk” ajaknya. Mendengar itu aku semakin kaget bercampur bahagia karena sebentar lagi aku bisa merasakan kehangatan tubuh tante Imel yang sudah lama aku idamkan.

Sesampainya di kamar tante Imel langsung mendorongku ke kasur dan menindih badanku. Selanjutnya tante Imel langsung melucuti baju tidurnya dan terbentanglah toket montok dengan puting kemerahan. Dalm keadaan masih bengong, tiba-tiba tangan tante Imel menarik tanganku dan langsung dibimbingnya ke arah toketnya. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku langsung meremas dengan halus sambil memilin putingnya yang makin tegak dan mengeras.

“Sssthhh…oohhh…terus Ben, puasin tante Ben…” racaunya. Sadar aku masih memakai baju kemudian tante Imel segera melucuti seluruh pakaianku dan mengelus-elus selakanganku dan mulai meremas lembut batang kontolku.
“Burungmu besar juga ya Ben…boleh gak tante jilat?” Agen BandarQ Terbaik
“Boleh saja kalau tante mau…”

Dengan beringas tante Imel langsung turun dan mulai mejilati batang kontolku. AKu merasakan kenikmatan yang luar biasa sekali. Tante Imel menjilati dan mengulum kontolku dengan mahir sekali. Kurasakan kepala kontolku sampai menyentuh ujung kerongkongannya. Tak lama kemudian tante Imel merubah posisinya menjadi 69. Terlihatlah suatu pemandangan indah, bulu hitam dengan belahan merah dan segumpal daging merah kecil yang berkilau.

“Ayo jilat memek tante Ben” pintanya.

Tanpa sungkan-sungkan dan membantah, langsung saja kuarahkan lidahku untuk menjelajah sambil terus menghirup harumnya kemaluan tante Imel yang bagaikan candu itu.

Usai permainan saling menjilat, tante Imel segera berbaring dan memintaku untuk berdiri sambil tangannya terus menggenggam batang kontolku dan dituntunnya ke arah memeknya.

“Ayo Ben, sekarang masukan burungmu ke dalam lubang memekku” pintanya. Tante Imel membimbingku dengan menekan tubuhku hingga batang kontolku menyentuh ke bibir memeknya dan dengan sedikit dorongan akhirnya ” Bleeesss….”

“Aaaahhh….” desah tante Imel memecah kesunyian.

Sambil terus menyodokkan kontolku tak lupa aku meremas-remas toket tante Imel secara bergantian. Tanpa berkata apa-apa, tante Imel tiba-tiba membantingku dan menduduki tubuhku. Dia mulai bergerak turun naik memutar. Aku semakin takjub saja melihat keagresifan tante Imel ini. Untuk mengimbangi permainan tante Imel, kuangkat pinggulku agar kontolku bisa masuk lebih dalam dan tak lupa tanganku terus memilin putingnya. Mulut kami terus meracau dengan kata-kata yang menunjukkan kepuasan, tante Imel memintaku untuk membalikkan badannya ke posisi semula sambil memintaku untuk menyodoknya lebih cepat. Semakin lama kurasakan batang kontolku semakin berdenyut dan memek tante Imel juga kurasakan hal yang sama. Tidak lama kemudian tubuh kami mengejang dan seperti di komando kami berdua berteriak,

“Arrgghhh…aaahhh….oohhh….”

Dari kemaluanku kurasakan keluar cairan nikmat dengan denyut kenikmatan dari dalam memek tante Imel dan kami saling berpelukan erat dengan nafas yang memburu sambil terus menikmati kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata yang baru saja aku raih bersama tante Imel. Wanita yang selama ini menjadi fantasi sex ku.

Usai adegan yang tak mungkin kuhapuskan dari ingatanku, tante Imel bertanya,

“Gimana Ben, puas gak? kalau lain waktu kita ulang lagi kamu keberatan gak?”
“Puas banget tante…iya aku mau, kapanpun tante butuh langsung saja kontak aku”
“Makasih ya” katanya sambil mencium mesra pipiku.

Setelah itu aku dan tante kembali berbenah dan kemudian kami berdua duduk di teras menunggu Faris pulang untuk mengantarku mencari bensin.

Usai kejadian itu kami masih terus melakukan hubungan terlarang ini secara sembunyi-sembunyi. Hal ini berakhir ketika aku memutuskan untuk menikah 4 tahun yang lalu.

Tante Imel pun berpesan padaku, “Jangan pernah khianati istrimu, karena tante sudah merasakan bagaimana sakitnya dikhianati suami.”

Dan sampai sekarang kami masih berhubungan baik, bersilaturrahmi dan saling memberi spirit di saat kami merasa jatuh. Aku sangat menghormati hubungan ini, karena pada dasarnya aku sangat menghargai tante Imel sebagai istri dan ibu yang baik.


Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP

Olin Remaja Cantik Jelita

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP
Aku tiba di rumah om yadi sekitar pukul 22.30 wib. Karena kelelahan aku langsung tidur pulas. Pagi harinya aku disambut dengan nasi goreng hangat untuk sarapan. Aku kaget ketika melihat sesosok gadis yang terkahir aku lihat baru kelas 1 SMP kini telah berubah menjadi remaja yang cantik jelita, namanya Olin. Kulitnya putih bersih, matanya agak sipit, tubuhnya sangat sexy. Mataku seketika menjadi nakal ketika melihatnya. Aku malah menjadi nafsu melihat keseksian tubuhnya.

“Pagi kak Delon, apa kabar, maaf tadi malam Olin kecapekan gak jadi ikut jemput kakak. Silakan kak nasgornya dimakan ini special Olin yang bikin khusus untuk kakak lho..” katanya sambil tersenyum manis. Dan itu membuatku semakin terpana.

“Eehmm…ini beneran Olin yang dulu yang masih ingusan?” kataku mengeledek.
“Iya kak, pangkling ya…?” katanya genit.
“Lama gak ketemu sekarang kamu udah gede dan makin cantik ya..” godaku lagi.
“Hhehehe…” jawabnya tertawa.
“Sekarang kamu kelas berapa?”
“Kelas 2 SMA kak?
“Pasti udah punya pacar ya?” godaku lagi.
“Belum boleh sama papa tuh padahal kan udah SMA..” jawabnya sambil mulutnya mencibir.
“Emang Olin dan siap berpacaran?” tanyaku pelan.
“Belum juga siih” jawabnya enteng sambil melahap nasgor bikinannya. Akupun juga lalu melahap nasgor bikinan Olin. Selama sarapan mataku tak pernah lepas memandangi gadis cantik yang duduk di depanku ini.
“Om sama tante dimana kog gak ikut sarapan?” tanyaku penasaran, sambil kepalaku clingak-clinguk ke kiri dan ke kanan.
“Ohya tadi mama nitip surat ini untuk dikasihkan kakak. Katanya mama ada urusan mendadak yang sangat penting” jawab Olin seraya memberiku selembar kertas yang ditulis dengan tangan.

Aku lantas membaca isi surat tersebut. Yang isinya mengatakan kalau om yadi dan tante Sari ada urusan kantor di Surabaya selama seminggu. Jadi mereka menitipkan Olin kepadaku. Dengan kata lain aku disuruh menjaga rumah dan menjaga Olin selama seminggu.

“Kamu sering ditinggal kayak gini ya Lin” tanyaku.
“Bukan hanya sering kak, hampir setiap hari malahan…hahahaha…dulu aku malah pernah ditinggal sebulan” jawabnya sambil tertawa.
“Ooh gitu, mulai sekarang aku yang menjaga Olin dan rumah selama seminggu, apapun yang Olin butuhkan langsung bilang saja sama kakak” kataku memperjelas.
“Oke kak, sekarang tugas pertama kakak adalah mengantar aku jalan-jalan ke mall. Gimana kak?” katanya manja.
“Baik, ayo kita berangkat sekarang” jawabku sambil bangkit untuk bersiap-siap mengantar Olin jalan-jalan.

Hari itu Olin kelihatan cantik sekali memakai celana jeans ketat dan kaos oblong ketat berwarna merah menyala. Semua yang dipakai serba ketat sehingga tubh seksinya terlihat jelas.

Hampir seharian kita jalan-jalan, sampai rumah pukul 19.00 wib. Olin terlihat kecapekan. Dia langsung pergi mandi dan pamit untuk tidur. Sedangkan aku yang sudah terbiasa tidur larut malam pergi ke ruang TV setelah mandi. Hampir pukul 23.00 aku mematiakn TV karena bosan dengan acaranya, tapi tiba-tiba aku teringat akan VCD porno yang aku bawa.

Sebelum memutar VCD tersebut aku memastikan kalau Olin sudah tertidur pulas. Lalu aku menyalakan TV dan playernya kulihat VCD porno tersebut, lumayan bisa menghilangkan kebosanan dan ketegangan akibat melihat bodi Olin siang tadi.

Karena keasyikan menonton, aku tak menyadari ternyata Olin juga melihatnya sekitar 30 menit. Dan tiba-tiba,

“Argghhh…” teriak Olin ketika dia melihat adegan seorang laki-laki memasukan kontolnya ke dalam memek seorang perempuan. Tentu saja aku jadi kaget dan gak enak hati begitu mendengar suara Olin dari arah belakang. Dengan sigap aku langsung mematikan VCD tesebut.
“Maaf Lin, kamu udah lama ya berdiri disitu?” tanyaku gugup.
“Sebenarnya tadi Olin mau pipis tapi Olin mendengar suara desahan jadi Olin mencari sumber suara tersebut” jawabnya polos. BandarQ Online Terpercaya
“Kak Delon gak usah takut, Olin gakpapa kog. Olin kebetulan pernah dengar cerita dari temankalau film porno itu asyik dan ternyata benar juga. Dan yang membuat Olin kaget tadi tuh ada tikus lewat.hehehhe” jawabnya lagi yang membuat aku lega.
“Jadi gimana Olin mau lihat lagi?” pertanyaanku yang mengarah ke hal yang nakal.
“Waaah, mau sekali donk kak” jawabnya semangat. Langsung saja aku menyalakan lagi TV dan VCDnya.

Olin terlihat sangat meresapi setiap adegan. Aksi nakalku mulai kujalankan, perlahan aku mendekati Olin, aku duduk tepat disampingnya. Iseng-iseng aku bertanya padanya Olin

“Pernah gak Olin melakukan adegan seperti itu?”
“Boro-boro kak, pacar aja belum punya” jawabnya sambil matanya tetap melotot pada TV.
“Kalau kakak ajarin mau gak? Enak lhoh rasanya…coba lihat cewek yang di TV itu, dia kelihatan sangat menikmati adegan itu…” tanyaku merayu.
“Emang kakak bisa kayak gitu?” tanyanya menantang.
“Kamu nantangin kakak ya?” tanyaku dan langsung memeluk Olin dari samping. Olin diam saja. Terasa sekali nafasnya mulai memburu tanda dia sudah terangsang karena melihat film porno itu. Tiba-tiba kudengar Olin berbisik di telingaku,
“Ayo kak ajarin Olin…” aku yang mendengar bagaikan disambar petir di siang hari.
“Yang bener Lin?” tanyaku memastikan. Tanpa menjawab Olin pun langsung melumat bibirku dengan lembut. Kubiarkan Olin memainkan bibirku. Setelah beberapa menit dia melepaskan lumatanya dan Olin berkata padaku lagi,
“Beneran kak, Olin sudah sudah terangsang banget nih…”.

Baca Juga : Sungguh Nikmat Disetubuhi Sepupuku

Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Olin dengan segera aku melumat bibir Olin dengan ganasnya, Olin pun membalas lumatanku. Tak berlama-lama kami lantas melepas baju kami masing-masing sehingga kami berdua telanjang bulat. Ternyata Olin lebih cantik jika dilihat dalam keadaan telanjang bulat. Aku mengamati setiap lekuk tubuh Olin. Dari ujung rambut sampai ujung kaki terlihat sangat sempurna. Toketnya yang montok terlihat sangat menantang.

“Kog cuma dilihat aja kak?” tanyanya yang membuyarkan lamunanku. Aku merasa tertantang oleh kata-katanya. Akupun langsung membaringkan dia di sofa. Kulumat lagi bibirnya sambil tanganku meremas toketnya yang montok. Olin pun mendesah tak karuan. Lumatan bibirku sekarang berpindah ke putting Olin, sesekali aku menghisapnya.
“Ooohhh kak, enak sekali kak..aahhh…” desah Olin yang membuat nafsuku semakin membara. Tak sampai situ jilatanku semakin turun, kujilati pusarnya dan kemudian turun sampai pada gundukan kecil yang ditumbuhi bulu halus.
“IIhh, geli kak…ahhh…” desahnya sambil menggeliat. Kujilati klitorisnya yang sudah mengeras. Sementara tanganku masih asyik meremas toketnya. Beberapa menit kemudian Olin teriak dan mendesah panjang,
“Auughh,,,nikmat kaaaak…” . Memek Olin mengeluarkan cairan banyak sekali. Itulah orgasme pertama buat Olin. Kujilat dan kutelan cairan itu, rasanya gurih tapi nikmat.
“Gimana enak gak Lin?” tanyaku sambil mencubit putingnya.
“Enak sekali kak, rasanya Olin seperti terbang ke surga” jawabnya sambil CDnya. Aku yang melihat itu langsung mencegahnya.
“Tunggu dulu Lin, masih ada yang lebih dahsyat dan nikmat lagi, kakak mau ajarin Olin seperti yang di TV itu” kataku sambil menunjuk adegan di TV dimana seorang cewek sedang menghisap kontol seorang laki-laki.
“Gimana Lin, mau?” tanyaku.
“Oke kak, Olin mau..” jawabnya dan langsung meraih kontolku. Olin mulai mengocok dan mengelus kontolku seperti yang ada di TV. Lalu dengan malu-malu dia memasukkannya ke mulutnya, dengan lembut dimenjilati dan menyedot kontolku. Rasanya sungguh nikmat. Setelah 10 menit lalu kuangkat tubuh Olin dan aku berkata padanya,
“Sekarang kuajari yang adegan yang special yang akan membuatmu merasakan nikmat” kataku sambil kujilat telinganya. Olin menurut aja ketika dia kubaringkan di atas karpet. Olin pun diam aja ketika aku mulai menindih tubuhnya dan menggesekkan kontolku di mulut memeknya.

Karena sudah kering kembali, akhirnya memek Olin kubasahi dengan air liurku. Dengan pelan aku mendorong batang kontolku ke dalam lubang memeknya. AduQ Online Terpercaya

“Aduh, sakiit kak, auuuu….” Jerit Olin ketika kepala kontolku memcoba menjebol keperawanannya. Dengan lembut kuciumi bibir Olin supaya dia tenang. Setelah itu aku kembali mendorong pinggulku agar batang kontolku bisa menembus keperawanannya.
“Tahan sedikit ya Olin…pertama memang sakit tapi setelah itu kamu akan merasakan kenikmatan yang teramat sangat…” kataku menenangkannya. Olin hanya memejamkan matanya sambil menahan sakit di memeknya. Kuterus mencoba mendorong kontolku perlahan dan akhirnya “Sleeeeppp…” kontolku berhasil menembus keperawanan Olin.
“Argghhh….sakit kak…” jerit Olin ketika aku berhasil menembus keperawanannya. Kumulai memaju mundurkan kontolku dengan perlahan. Kulumat bibir Olin biar dia merasa tenang.
“Sssthhh..ahhh…” desah Olin sambil menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, nafsanya pun mulai tak beraturan. Kujilati putingnya biar Olin semakin bernafsu. Terasa sekali kontolku seperti diremas-remas oleh memek Olin.
“Aduuh Olin enak sekali memekmu ini…ahhh…” desahku nikmat.
“Huum kak aku juga merasakan nikmat…oohh..ahhh…” jawab Olin sambil mendesah.

Setelah kurang lebih 20 menit kontolku menggenjot memek Olin, tiba-tiba tubuh Olin mengejang.

“Kak, Olin rasanya mau pipis…aahh..” katanya tersengal-sengal.
“Ditahan dulu Olin, Kita pipis bareng ya…oohh…” kataku sambil mempercepat sodokanku.
“Ayo sekrang Lin kita pipis bareeeng…aahhh….” jeritku bersamaan dengan semburan spermaku. Olin pun teriak dan orgasme barengan denganku.

Terasa sekali kontolku disiram dengan air maninya. Setelah cairan spermaku habis lalu aku turun dari menindih tubuh Olin, kami berbaring bersebelahan. Kulihat Olin begitu lemas, sisa darah perawan masih mengalir dari lubang memeknya. Lalu aku bangkit untuk menggambil tisu dan membersihan sisa darahnya. Setelah bersih aku lalu mencium keningnya sambil berkata,

“Makasih ya Olin, kamu telah memberikan hal berhargamu padaku, Kamu menyesal gak Olin?” kataku bertanya. Olin menggelengkan kepalanya dan berkata,
“Sama-sama kak, Olin gak menyesal kog, Olin malah senang bisa belajar sex malam ini, Dan Olin menyerahkah keperawanan Olin karena Olin tahu kak Delon menyayangi Olin” jawabnya sambil mengecup pipiku.

Kemudian kami berdua mandi bareng malam itu juga. Di kamar mandi kusabuni seluruh tubuh Olin. Aku merasa kasian karena dia kelihatan sangat lemas. Setelah selesai mandi kami lalu memakai baju kami kembali. Kami berdua langsung tidur di kamar masing-masing.

Tapi setelah kejadian malam itu kami berdua selalu melakukan sex setiap malam hari selama seminggu, sampai om dan tante pulang kembali. Mereka tak menaruh curiga sedikitpun.

Kalau ada kesempatan, kami sering melakukkannya di dalam kamarku selama sebulan kami membina hubungan terlarang ini. Sampai akhirnya aku harus pulang ke Jawa. Olin menangis karena kepergianku. Tapi ku berjanji padanya akan kembali lagi dan memberikan Olin kenikmatan yang tiada taranya.


Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP

Sungguh Nikmat Disetubuhi Sepupuku

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP
Namaku Septiana, tapi orang sering memanggilku dengan sebutan Ana. Usiaku 25 tahun, belum menikah, kini aku tinggal di kota S dan bekerja sebagai PNS disalah satu dinas kota itu. Disini aku ingin menceritakan pengalaman pertamaku berhubungan seks dengan orang yang masih belum cukup umur.

Kala itu aku diminta untuk menginap di rumah tanteku, untuk menemani anaknya yang bernama Okta yang masih kelas 1 SMP, kebetulan tanteku dan suaminya ada keperluan di luar kota. Sudah beberapa hari aku menginap di rumah tanteku, awalnya tak ada yang aneh di rumah itu. Hingga suatu pagi aku bangun kesiangan dan hampir telat masuk kerja, lalu dengan tergesa-gesa aku berlari sambil memakai jilbabku menuju kamar mandi, namun ternyata kamar mandi terkunci dan rupanya Okta sedang mandi.

Karena takut terlambat akhirnya aku menggedor pintu kamar mandi minta izin sama Okta untuk ikut mandi, tak lama pintupun terbuka. Dengan cuek Okta yang dalam keadaan telanjang menyuruh aku masuk, tanpa pikir panjang aku langsung masuk, setelah masuk ke kamar mandi dengan acuh aku melepas baju dan celana tidurku, dan terlihatlah payudaraku dan memekku yang bersih tanpa ditumbuhi rambut sedikitpun karena aku rajin merawat bagian sensitifku dan memberinya shaved cream agar permukaan memek tidak tumbuh rambut.

Dari dulu aku memang sudah biasa tidur tanpa mengenakan BH maupun celana dalam. Dengan tanpa ragu aku telanjang bulat di depan Okta, toh dia masih kecil pikirku. Saat aku hendak melepas jilbabku, Okta menatap ke bagian selangkanganku dengan tatapan heran dan mulai bertanya.

“Mbak Ana, vagina tuh kayak gitu ya?” tanpa kuduga keluar pertanyaan seperti itu dari mulut Okta dan tanpa sadar aku lupa untuk meneruskan melepas jilbab.

“Kog kamu tanya gitu emang kenapa?” tanyaku balik.

“Soalnya aku pernah liat difilm kalau vagina itu banyak rambutnya?” jawab Okta menjelaskan. Mendengar jawaban Okta aku sangat terkejut dan lebih kagetnya lagi saat aku menoleh kearahnya ternyata penis Okta sudah mengeras.

“Boleh gak aku coba memegangnya mbak?” tanyanya. Gila banget nih bocah fikirku kataku dalam hati. Aku hanya terdiam kaku dengan pertanyaan yang diajukan Okta. Dan tanpa sadar dadaku terasa berdesir saat melihat penis Okta yang belum disunat dan belum keluar rambutnya itu mengacung di depanku. Poker Terbaik

“Kalau cuma megang sih boleh nih pegang aja” jawabku. Dengan senyum nakal aku mendekati Okta dan meraih tangan kirinya lalu meletakannya di bibir memekku dan lagi-lagi dia bikin aku terkejut setengah mati karena dengan beraninya dia memasukkan jari tengahnya ke lubang memekku. Otomatis perbuatannya itu membuat libidoku naik.

“Ah, Okta jarinya jangan dimasukin donk”

“Emang kenapa mbak? Enakkan?” tanyanya dengan wajah polos menggoda. Jari Okta terus saja mengelus-elus klitorisku dan aku tetap saja hanya diam memendam rasa kenikmatan membuatku lupa kalau aku sudah kesiangan. Dan setelah beberapa saat jarinya bermain di klitorisku kemudian kembali dia berkata yang membuatku terkejut untuk kesekian kalinya.

“Boleh gak mbak punyaku ku masukin kesini” katanya sambil mengarhakan penisnya ke memekku tapi tentu saja tidak sampai karena aku lebih tinggi dari dia.

“Gak boleh, kamu masih kecil” bentakku. Aku terpaksa berkata seperti itu karena aku masih perawan dan tidak pernah melakukan hubungan seks sebelumnya.

Kulihat wajahnya terlihat kecewa dengan jawabnku.

“Sekali aja mbak…pliissss…banget….” pinta memohon di depanku. Melihat dia memohon seperti itu aku jadi tak tega juga. Lagi pula aku juga penasaran ingin merasakan bagaimana rasanya bersetubuh dengan anak yang masih kecil.

“Ya udah tapi janji sekali aja ya?” kataku.

Baca Juga : Suster Janda Pura Pura Jaim

“Asyiiik…makasih ya mbak” katanya kegirangan.

Lalu saat aku hendak melepas jilbab Okta berkata,
“Gak usah dilepas mbak jilbabnya”
“Emang kenapa?” tanyaku.
“Soalnya mbak Ana terlihat lebih cantik kalau pakai jilbab” jawabnya memujiku. Akupun tersenyum mendengar pujian itu. Kembali kurapikan jilbabku, kemudian dengan perlahan aku duduk di atas lantai sambil membuka kedua kakiku, kemudian Okta langsung jongkok dan mengarahkan penisnya ke memekku, dengan ukuran penis yang kecil tentunya bisa dengan mudah masuk menerobos memekku. Walaupun masih perawan tapi karena sudah basah jadi mempermudah penis Okta yang kecil masuk ke lubang memekku.

“Pelan-pelan aja ya…mbak sebelumnya belum pernah melakukan kayak gini?” kataku.
“Yang bener mbak? jadi mbak masih perawan? Jadi aku dong yang ngentotin mbak untuk yang pertama kalinya?” tanya Okta terkejut.
“Iya benar, mbak belum pernah ngentot” jelasku.

Dengan matanya yang nanar dan nafasnya yang dipenuh birahi akhirnya seluruh penis kecilnya masuk ke dalam lubang memekku. “Ternyata seperti ini rasanya disetubuhi.. rasanya tidak sakit tapi sedikit ngilu…” kataku dalam hati.

“Aku genjot agak keras ya mbak?” tanya Okta.
“Iya Ta boleh” jawabku singkat dengan nafas yang tak beraturan. Sakong Terbaik

Dengan perlahan dia memompa penisnya dan semakin lama semakin cepat gerakannya. Dan aku hanya bisa mendesah akibat permainan anak SMP yang begitu agresif dan mengoyak-oyak isi memekku. Walapun kecil tapi gerakannya yang brutal mampu menyentuh setiap dinding memekku.
“Ooohhh…Oktaaa…aaahhh…”

Terasa sekali gesekan kulup penisnya yang belum disunat. Rasanya benar-benar nikmat. Gila aku tak habis pikir dengan kelakuan anak tanteku ini. Seperti sudah terbiasa Okta dengan ganasnya menghujam memekku dengan penis mungilnya.

“Ayo Okta lebih keras lagi…aaahhh…” erangku persis di samping telinganya. Diapun menuruti permintaanku. Dengan ganas dan liar dia memompa memekku penuh gairah. Dan dengan nakalnya dia melahap payudaraku dan mengulum putingku yang mengeras sedari tadi. Ooh sungguh rangsangan yang luar biasa.

Pompaan penis kecilnya beserta kuluman bibirnya di putingku membuatku menggelinjang dan melayang. Hampir setelah sekitar 10 menit penis kecil Okta memompa memekku yang disertai erangan nafsuku di telinganya yang tak henti-hentinya rupanya membuatnya tak bisa bertahan lagi.

“Aduh mbak aku sudah gak tahan lagi mau keluaaarrr…aaahh..” erang Okta.
“Iya sayang keluarin seluruh spermamu di dalam aja ya …aaahhh… ” jawabku. Dan akhirnya dia pun menumpahkan spermanya di dalam memekku.

Terasa sekali sperma Okta mengalir di dalam memekku. Kemudian Okta mencabut penisnya.
“Makasih banget ya mbak Ana…aku keluar dulu mau berangkat sekolah” katanya.

Dengan mudahnya Okta meninggalkanku dalam keadaan lemas dan masih telanjang bulat tapi masih memakai jeilbab. Tergeletak aku di lantai kamar mandi beserta tumpahan spermanya di memekku. Aku yang belum meraih orgasme jadi uring-uringan sendiri, karena hasratku belum tersalurkan sepenuhnya.

“Dasar Okta…mbak belum keluaaaarrr…” tanpa sadar aku berteriak dari dalam kamar mandi.


Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP

Suster Janda Pura Pura Jaim

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP
Perkenalkan sebelumnya namaku Hasta. Kejadian ini terjadi pada tahun 2011 silam. Waktu itu usiaku baru 23 tahun. Menjelang semester akhir, aku harus mengikuti program KKN di salah satu desa yang cukup pelosok. Program ini dibuat untuk membantu masyarakat di pedesaan. Untuk sampai di desa tersebut aku harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari kostan. Ketika brifing keberangkatan aku berkenalan dengan salah seorang wanita berwajah cantik, namanya Rika. Wanita dengan tinggi badan 160cm dan berat 55kg. Toketnya padat berisi, kulit tubuhnya putih dengan rambut panjang terurai. Aku membayangkan bakal 1 rumah dengan wanita cantik ini selama 1 bulan.

Waktu keberangkatan pun tiba aku dan Rika berboncengan menggunakan motor. Kulajukan motorku perlahan menuju lokasi sambil berbincang dengan Rika. Setelah hampir 2 jam perjalanan, tiba-tiba motor yang kukendarai bersama Rika bertabrakan dengan sepeda motor lainnya dari arah yang berbeda. Akupun tak sadarkan diri. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 5 sore dan saat itu kondisi hujan deras.

Ketika aku tersadar aku sudah berada di ruang UGD di salah satu rumah sakit terdekat. Sebelahku ada Rika yang sedang terkulai lemas. Setelah pemeriksaan, aku dan Rika di pindahkan ke ruangan rawat inap yang berkapasitas 2 orang. Akupun satu kamar dengan Rika. Sekitar pukul 8 malam Rika akhirnya tersadar. Aku memeinta maaf pada Rika atas kejadian tersebut. Rika pun cuma tersenyum manis. Aku dan Rika kebetulan orang perantauan jadi kami tidak ada keluarga yang menjaga. Waktu itu ada seorang dokter yang menjamin kami sehingga kami di rawat terlebih dahulu karena melihat jas almamater kami.

Aku dan Rika berbincang sesekali bercanda untuk sekedar menghibur dan menghilangkan rasa sakit. Sekitar pukul 9 malam. Ada visit dokter yang datang ke kamar kami dan memeriksa kami berdua.

Dokter : Syukurlah Kalian tidak apa-apa, cuma mas nya ada luka sedikit dalam di bagian paha. Baju kalian pada basah biar nanti diganti sama suster jaga.

Dokter pun lalu meninggalkan kami berdua dan tinggal suster jaga yang menunggu. Suster Erna namanya. Usianya mungkin seumuran kami saat itu, muda, cantik, dengan rambut bondol ala suster. Paha nya terlihat putih dengan rok suster pendek.

Erna : Maaf mas Hasta, bajunya saya ganti ya…diganti sama baju rumah sakit. Celananya juga saya gunting ya biar ga kena lukanya…
Me : Sayang donk sus, padahal ini celana baru lho..hehehhe…
Erna : Mau gimana lagi mas, kalo dilepas nanti kena bagian lukanya.
Me : Ya udah digunting aja gakpapa deh sus.
Erna : Maaf mbak Rika kordennya saya tutup dulu ya soalnya mas Hasta mau ganti baju dulu…
Rika : Ga ditutup juga gapapa kog sus…biar saya bisa liat. Hahahaha…
Me : Ga ditutup juga gakpapa kog…tapi tar gantian ya saat kamu ganti baju juga jangan di tutup ya…
Rika : Ga lah enak aja…

Suster pun menggunting celana jeans yang aku pakai. Baju dan celana dalamku pun dibukanya sehingga aku jadi telanjang. Rika tertawa terbahak-bahak saat melihatku dalam keadaan telanjang.

Rika : Hahahha…tuh penis apa cabe rawit kog mengkerut…hahahaha…
Me : Ngeledek kamu ya…kamu belum tahu sih kalo pas lagi nganceng bisa-bisa kamu penasaran pengen mengicipinya…hahahaa…
Rika : Mana mungkin bisa gede sih…hahahaha…
Me : kordennya tutup aja sus…rese banget tuh Rika. Situs Judi Poker Online

Suster Erna lalu menutup gorden. Dia mulai membersihkan sisa luka di bagian pahaku. Dan membersihkan seluruh badanku dengan lap bersih. Entah disengaja ato tidak sesekali suster Erna menyenggol penisku.

Me : Aduh sus pelan-pelan donk…bisa-bisa nih penis bangun.
Erna : Tenang mas saya udah biasa liat penis cowok dari anak kecil sampe kakek2..hehhehe…

Suster pun mengganti pakaianku dengan pakaian rumah sakit. Tanpa memakai kaos dalam dan celana dalam. Berasa penisku bergelantungan di dalam celana. Kemudian suster Erna mengganti pakaian Rika. Setelah selesai suster Erna pun meninggalkan kami. Akupun kembali membuka korden pembatas.

Me : Hy Rika, kamu dah tidur ya?
Rika : Belum kenapa?
Me : Gak apa-apa..oya pasti kamu ga pake bra sama celana dalem ya? Hahahha
Rika : Iya… kamu juga ga pake kan, tur kelihatan penis kamu bergelantungan hahahaa…
Me : Nakal banget sih kamu maenannya penis mulu..hahahah…coba liat dunk toket kamu. Curang ih tadi kordennya di tutup.
Rika : Ga ah tar ada suster masuk gimana?

Tak lama kemudian tiba-tiba suster Erna kembali masuk kamar.

Erna : Lho kalian belum pada tidur… Cepet tidur biar kalian cepet sembuh. Mungkin besok siang orangtua kalian sampai kesini.
Rika : Iya nih sus, si Hasta nakal katanya pengen liat toket saya.

Tanpa minta izin, tiba-tiba suster Erna membuka celanaku dan mendapatkan penisku yang sudah tegang.

Erna: Pantes aja nakal la wong penisnya udah tegang gini kog.hahahah…
Me : Ih suster apaan sih kan jadi malu diliat Rika

Akupun terlanjur nafsu karena penisku di pegang dan diremas sama suster Erna

Me : Yeah sus…aku jadi nafsu gini…aku mau ke toilet dulu ya…
Erna : Eh mau ngapain kalo ga penting jangan turun dari kasur…
Me : Bentar aja kog sus paling 5 menit….
Erna : Ga boleh, pasti kamu mau coli ya??? udah kamu diam aja di kasur…

Tega bener nih suster mau ngocok bentar doank ga boleh..

Erna : Sekarang coba buka celanamu…
Rika : Cieeee… penisnya yang mau di periksa sama suster biar bisa ngcrooot…hahahah
Me : Suster Erna ternyata nakal juga yaaa saya suka sekali…kenapa ga dari tadi sih sus….
Erna : Ya kan pura-puranya jaim dulu, masa langsung maen pegang aja.

Suster Erna kemudian mulai mengocok lembut penisku. Rasanya benar-benar nikmat. Kurasakan penisku pun semakin mengeras.

Erna : Wow gede juga penis kamu…padahal masih anak kuliah ya…
Rika : Coba buka kordennya donk sus, aku juga mau liat…
Me : Jangan sus, enak aja..kalo mau liat telanjang dulu..
Erna : Buka bajumu dulu Rika kalo mau liat…

Tak kusangka Rika benar-benar melepas bajunya hingga telanjang bulat…

Rika : Udah nih buruan buka donk kordennya..

Baca Juga : Kakek Mesum Yang Memperawani Kedua Cucunya

Suster Erna segera membuka kordennya. Aku melihat pemandangan yang membuat penisku semakin tegang. Aku melihat sepasang toket Rika yang putih dan padat dengan puting berwarna kecoklatan. Memeknya pun terlihat jelas dengan ditumbuhi bulu-bulu tipisnya.

Rika : Wuuuiiihhh ternyata gede juga penis kamu…kayaknya enak juga ya…udah sus isep aja dari pada dikocok gak keluar-keluar bisa pegel tuh tangan…
Me : Sini Rik…biar aku nyoba pegang toket sama memek kamu…
Rika : Y sini donk…

Akupun lalu menghampiri Rika dan mulai meremas-remas toketnya yang padat itu…putingnya pun kupilin dengan lembut…

Rika : Aaaahhh…enak banget Hastaaa…pilin terus Taaaa…aaahhhh…

Memek Rika pun jadi santapanku…kumasukan dua jariku ke dalam lubang memeknya dan mengocoknya dengan cepat…

Rika : Ssssthhh…aaahhhh…enak sekaliiii….aaahhhh…kocok terus Taaaa….. Situs Judi Capsa Susun Online

Tak lama kemudian keluarlah cairan seperti pipis yang keluar dari memeknya. Cairan tersebut muncrat ke kasur. Kemudian aku mengambil posisi untuk memasukan kontolku ke memek Rika.

Suster Erna yang melihat adegan kami berdua hanya terdiam sambil mengepit kedua pahanya.

Waktu aku akan memasukan kontolku ke dalam lubang memek Rika, Tiba-tiba Rika menahan badanku..

Me : Kenapa Rik? udah kepalang tanggung nih aku dah nafsu banget….

Nafsuku pun jadi menggantung tapi kemudian suster Erna menghampiriku…

Erna : Ya udah sini biar aku aja yang muasin kamu…

Suster Erna lantas mengunci pintu dan langsung melepas semua pakaiannya..

Me : Body suster boleh juga….

Secara fisik sih memang lebih cantik Rika daripada suster Erna. Tapi daripada tidak tersalurkan akhirnya akupun mulai mencumbui suster Erna…

Kami mulai berciuman, jemari tangan suster Erna juga tak lepas terus mengocok penisku sesekali meremas biji penisku. Jemari tanganku pun tak mau kalah juga mulai meremas toket suster Erna dan memainkan putingnya. Terdengar suara erangan suster Erna yang semakin membuatku bergairah. Tanpa menunggu lama aku pun langsung menggenjot memek suster Erna.

Erna : Ooohh…genjot terus sayang…aaahhhh…nikmat sekaliiii….aahhhh…genjot yang keras lagiii….aaahhh….

Terdengar suara ranjang rumah sakit yang bergoyang berisik, bersamaan dengan desahan mulut suster Erna menahan kenikmatan. Suster Erna semakin melebarkan pahanya agar kontolku lebih leluasa untuk menggenjot memeknya..

Setelah 15 menit aku menggenjot memek suster Erna, akhirnya aku meraih klimaksku dengan sangat istimewa…seluruh spermaku tertumpah di perut suster Erna. Aku kembali menjaili Rika..kuambil sedikit spermaku lalu kutempelkan pada puting Rosi.

Rika : Apaah sih kamu…yang enak suster yang kena sperma putingku…

Aku dan suster Erna tertawa melihat tingkah Rika. Kami berdua langsung berbilas sehabis ml sedangkan Rika kembali memakai bajunya…

Erna : Makasih ya Hasta tadi benar-benar mantab….tadi dikeluarin aja di dalem juga gakpapa lagian aku juga sudah KB kog…

Setelah bercerita panjang ternyata suster Erna berstatus janda dengan anak 1 dan sudah 1 tahun bercerai. Setelah bercerai dia sibuk bekerja dan mengurus anaknya. Dan dia baru 1 bulan terakhir menggunakan KB karena khawatir bercinta dengan laki-laki yang baru dia kenal dan ternyata laki-laki itu adalah aku.

Rika pun hanya duduk galau, antara nafsu tapi tidak tersalurkan…

Rika : Awas ya Taaa…tar kalo aku jomblo kamu harus ngentot sama aku ya…awas kalo ga..kalo sekarang ku cuma mau sama cowok ku aja..

Keesokan harinya aku dan Rika pun dijemput oleh orangtua kami masing-masing. Sebelum pulang aku sempatakan untuk berpamitan ke suster Erna dulu.

Hubunganku dengan Rika pun baik-baik saja. Beberapa bulan kemudian aku mendengar kabar kalau Rika sudah putus dengan pacarnya. Rika sempat menghubungiku dan mengajakku berhubungan badan, tapi kondisiku waktu itu baru jadian alias punya pacar. Jadi persetubuhan antara aku dan Rika tidak pernah terjadi.


Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP

Kakek Mesum Yang Memperawani Kedua Cucunya

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP
Namaku Budyanto (bukan nama asli), saat ini usiaku 63 tahun. Boleh dibilang untuk urusan main perempuan aku adalah pakarnya. Ini bisa kukatakan karena pada saat usiaku 13 tahun aku sampai menghamili 3 temanku sekaligus.

Dan di usiaku ke 17 sampai dengan 5 orang teman yang aku hamili, satu di antaranya Winnie, seorang gadis peranakan Belanda dan Cina yang pada akhirnya aku terpaksa mengawininya karena hanya dia yang ambil risiko untuk melahirkan bayi atas kenakalanku dibanding gadis lain.

Winnie sampai memberiku 3 orang anak, tetapi selama aku mendampinginya dalam hidupku, aku masih juga bermain dengan perempuan sampai usiaku 50 tahun, inipun disebabkan karena Winnie harus tinggal di Belanda karena sakit yang dideritanya hingga akhir hayatnya yaitu 7 tahun yang lalu, otomatis aku harus mendampinginya di Belanda sementara ketiga anakku tetap di Indonesia.

Kira-kira satu tahun yang lalu petualanganku dengan perempuan terjadi lagi, tapi kali ini orangnya adalah yang ada hubungan darah denganku sendiri yaitu Dhea dan Marsha, keduanya merupakan cucuku sendiri.

Satu tahun yang lalu, anakku yang kedua mengontakku di Belanda yang memberitahukan bahwa kakaknya yaitu anakku yang pertama dan istrinya mengalami kecelakaanyang akhirnya harus meninggalkan dunia ini. Aku si kakek mesum pun langsung terbang ke Jakarta.

Setiba di Jakarta aku lansung menuju ke rumah anakku, di sana aku menemukan anakku dan istrinya telah terbujur kaku dan kulihat Dhea dan adiknya Marsha sedang menagis meraung-raung di depan keduajenazah itu. Sewaktu kutinggal ke Belanda, Dhea dan Marsha masih kecil.

Setelah peguburan jenazah kedua anakku, atas anjuran anakku yang kedua, aku diminta untuk tinggal di Jakarta saja dan tidak usah kembali ke Belanda, aku harus menjaga kedua cucuku, aku pun setuju. Sejak saat itu, aku pun tinggal di Indonesia.

Satu minggu aku sudah tinggal di rumah almarhum anakku, dan kutahu Dhea usianya 19 tahun sedangkan adiknya Marsha usianya 17 tahun ini kutahu karena tugasku sekarang menjaga dan mengantarkan cucuku sekolah. Dhea sudah tumbuh menjadi anak gadis tetapi kelakuannya agak nakal, setiap pulang dari sekolah bukannya belajar malah main ke temannya sampai jam 09.00 malam baru kembali, di saat aku sudah tertidur.

Suatu hari ketika Dhea pulang aku si kakek mesum masih terbangun, Dhea langsung masuk kamar setelah mandi dan berdiam di dalam kamarnya yang membuat aku penasaran melihat sikap Dhea, sampai di depan kamarnya sebelum kuketuk aku coba mengintip dari lubang pintu dan aku terkaget-kaget melihat apa yang dilakukan Dhea di kamarnya.

TV di kamar itu menyala dimana gambarnya film porno, sedangkan Dea sedang mengangkat roknya dan jarinya ditusukkan ke dalam lubang kemaluannya sendiri. Aku mengintipnya hampir 15 menit lamanya yang membuat aku tidak sadar bahwa batangkemaluanku mulai mengeras dan celanaku basah. Setelah itu kutinggalkan Dhea yang masih onani, sedang aku si kakek mesum pun ke kamar untuk tidur, tapi dalam tidurku terbayang kemaluan Dhea.

Paginya aku bangun terlambat karena mimpiku. Dhea dan Marsha sudah berangkat sekolah naik angkutan kota. Sore hari aku kembali setelah mengurus surat-surat kuburan anakku. Ketika aku masuk ke ruang keluarga, aku sempat terkejut melihat Dhea sedang menonton TV,

pikirku tumben sore-sore Dhea ada di rumah dan aku makin terkejut ketika aku menghampiri Dhea, Dhea sedang melakukan onani sementara TV yang ia tonton adalah film porno yang tadi malam sudah dilihatnya. Dhea pun tidak tahu kalau aku sedang memperhatikannya dimana Dhea sedang asyik-asyiknya onani.

“Dhea… kamu lagi… ngapain?”
“Uh… kakek.. ngagetin aja… nih…”

Dhea yang kaget langsung menutupinya dengan rok dan memindahkan channel TV.

“Kamu kaget.. yach, kamu.. belajar begini sama siapa.. kamu ini bandel yach..”
“Belajar dari film dan bukunya temen, tapi Dhea.. nggak bandel loh… Kek…”
“Sini Kakek.. juga mau nonton,” kataku sambil duduk di sebelahnya.”Kakek mau nonton juga.. Kakek nggak marah sama Dea khan?” katanya agak manja sambil melendot di bahuku.
“Nggak… ayo pindahin channel-nya!”

Gambar TV pun langsung berubah menjadi film porno lagi. Tanpa bergeming, Dhea asyik menatap film panas itu sementara nafasku sudah berubah menjadi nafsu buas dan batang kemaluanku mulai mengeras berusaha keluar dari balik celanaku.

“Dhe… mau Kakek pangku.. nggak?” Tanpa menoleh ke arahku Dhea bergeser untuk dipangku. Dhea yang sudah meloloskan celana dalamnya merasa terganggu ketika kemaluannya yang beralaskan roknya tersentuh batang kemaluanku yang masih tertutup celana.

“Ah.. Kakek.. ada yang mengganjal lubang kemaluan Dhea nih dari bawah.”
“Supaya nggak ganjal, rok kamu lepasin aja, soalnya rok kamu yang bikin ganjal.”

Tiba-tiba Dhea menungging dipangkuan melepaskan roknya, badannya menutupi pemandanganku ke arah TV tapi yang kulihat kini terpampang di depan mukaku pantat Dhea yang terbungkus kulit putih bersih dan di bawahnya tersembul bulu-bulu tipis yang masih halus menutupi liang kemaluannya yang mengeluarkan aroma bau harum melati.

“Dhea.. biar aja posisi kamu begini yach!”
“Ah.. Kakek, badan Dhea khan nutupin Kakek… nanti Kakek nggak lihat filmnya.”
“Ah.. nggak apa-apa, Kakek lebih suka melihat ini.”

Pantatnya yang montok sudah kukenyot dan kugigit dengan mulut dan gigiku. Tanganku yang kiri memegangi tubuhnya supaya tetap berdiri sedangkan jari tengah tangan kananku kuusap lembut pada liang kemaluannya yang membuat Dhea menegangkan tubuhnya. BandarQ Online Terbaik

“Ah… Ah… ssh.. sshh…”

Pelan-pelam jari tengahku kutusukkan lebih ke dalam lagi di lubamg kemaluannya yang masih sangat rapat. “Aw.. aw… aw.. sakit.. Kek…” jerit kecil Dhea. Setelah lima menit jariku bermain di kemaluannya dan sudah agak basah, sementara lubang kemaluannya sudah berubah dari putih menjadi agak merah.

Kumulai memainkan lidah ke lubang kemaluannya. Saat lubang kemaluan itu tersentuh lidahku, aku agak kaget karena lubang kemaluan itu selain mengeluarkan aroma melati rasanya pun agak manis-manis legit, lain dari lubang kemaluan perempuan lain yang pernah kujilat, sehingga aku si kakek mesum berlama-lama karena aku menikmatinya.

“Argh… argh… lidah Kakek enak deh.. rasanya.. agh menyentuh memek Dhea… Dhea jadi suka banget nih.”
“Iya… Dhea, Kakek juga suka sekali rasanya, memekmu manis banget rasanya.”

Dengan rakusnya kujilati lubang kemaluan Dhea yang manis, terlebih-lebih ketika biji klitorisnya tersentuh lidahku karena rupanya biang manisnya dari biji klitorisnya. Dhea pun jadi belingsatan dan makin menceracau tidak karuan.

“Argh.. sshh.. agh… aghh… tidddaak… Kek… uenak… buanget… Kek.. argh… agh.. sshhh…”

Hampir 30 menit lamanya biji klitoris Dhea jadi bulan-bulanan lidahku dan limbunglah badan Dhea yang disertai cairan putih kental dan bersih seperti lendir, mengucur deras dari dalam lubang kemaluannya yang langsung membasahi lubang kemaluannya dan lidahku. Tapi karena lendir itu lebih manis lagi rasanya dari biji klitorisnya langsung kutelan habis tanpa tersisa dan membasahi mukaku.

“Arggghh.. aaawww… sshhh.. tolong… Kek… eennaak… baangeeet… deh…” Jatuhlah tubuh Dhea setelah menungging selama 30 menit meniban tubuhku.

Setelah tubuhku tertiban kuangkat Dhea dan kududukkan di Sofa, sementara badannya doyong ke kiri, aku melepaskan semua pakaianku hingga bugil dimana batang kemaluanku sudah tegang dan mengeras dari tadi.

Kemudian kedua kaki Dhea aku si kakek mesum lebarkan sehingga lubang kemaluan itu kembali terbuka lebar dengan sedikit membungkuk kutempelkan batang kemaluanku persis di liang kemaluannya. Karena lubang kemaluannya masih sempit, kumasukkan tiga buah jari ke lubang kemaluannya, supaya lubang kemaluan itu jadi lebar.

Ketika jari itu kuputar-putar, Dhea yang memejamkan mata hanya bisa menahan rasa sakit, sesekali ia meringis. Setelah 5 menit lubang kemaluannya kuobok-obok dan terlihat agak lebar, kutempelkan batang kemaluanku tepat di lubang kemaluannya, lalu kuberikan hentakan. Tapi karena masih agak sempit maka hanya kepala kemaluanku saja yang bisa masuk. Dhea pun menjerit.

“Awh… sakit.. Kek… sakit.. banget…”
“Sabar… sayang… nanti juga enak.. deh…”

Baca Juga : Mengintip Papa Mama Yang Sedang Menonton BF

Kuhentak lagi batang kemaluanku itu supaya masuk ke lubang kemaluan Dhea, dan baru yang ke-15 kalinya batangan kemaluanku bisa masuk walau hanya setengah ke lubang kemaluan Dhea. Dhea pun 15 kali menjeritnya. “Ampun… Kek… sakit.. banget… ampun!” Karena sudah setengah batang kemaluanku masuk, dan mulai aku gerakan keluar-masuk dengan perlahan, rasa sakit yang dirasakan Dhea berubah menjadi kenikmatan.

“Kek.. Kek.. gh… gh… enak.. Kek… terus.. Kek.. terus.. Kek… batang.. Kakek.. rasanya… sampai.. perut Dhea.. terus… Kek!”
“Tuh.. khan… benar.. kata Kakek… nggak.. sakit lagi sekarang.. jadi enak.. kan?”

Dhea hanya mengangguk, kaus yang digunakannya kulepaskan berikut BH merah mudanya, terlihatlah dengan jelas payudara Dhea yang baru tumbuh tapi sudah agak membesar dimana diselimuti kulit putih yang mulus dan di tengahnya dihiasi puting coklat yang juga baru tumbuh membuatku menahan ludah. Lalu dengan rakusnya mulutku langsung mencaplok payudara itu dan kukulum serta kugigit yang membuat Dhea makin belingsatan.

Setelah satu jam, lubang kemaluan Dhea kuhujam dengan batang kemaluanku secara ganas, terbongkarlah pertahanan Dhea yang sangat banyak mengeluarkan cairan lendir dari dalam lubang kemaluannya membasahi batanganku yang masih terbenam di dalam lubang kemaluannya disertai darah segar yang otomatis keperawanan cucuku Dhea telah kurusak sendiri. Dhea pun menggeleparlalu ambruk di atas Sofa.

“Agh… agh.. agh.. argh… argh… sshh… ssshh… argh… gh.. gh… Dhea… keluar.. nih.. Kek.. aw… aw…”

Lima belas menit kemudian aku si kakek mesum pun sampai pada puncak kenikmatan, dimana tepat sebelum keluar aku sempat menarik batang kemaluanku dari lubang kemaluan Dhea dan menyemburkan cairan kental hangat di atas perut Dhea dan aku pun langsung ambruk meniban tubuh Dhea.

“Aw.. agh.. agh.. Dhea.. memekmu.. memang.. luar biasa, kontol Kakek.. sampai dipelintir di dalam memekmu…agh… kamu.. me.. memang… hebat…”

Setengah jam kemudian, dengan terkaget aku terbangun oleh elusan tangan lembut memegangi kontolku.

“Kakek… habis… ngapain.. Kakak Dhea… kok… Kakak Dhea dan Kakek telanjang… kayak habis.. mandi.. Marsha juga.. mau dong telanjang.. kayak… Kakek dan.. Kakak Dhea.”
“Hah.. Marsha jangan… telanjang!”

Tapi perkataanku kalah cepat dengan tindakannya Marsha yang langsung melepaskan semua pakaiannya hingga Marsha pun bugil. Aku si kakek mesum terkejut melihat Marsha bugil dimana tubuh anak ini kelihatan sempurna, lubang kemaluan Marsha yang masih gundul belum tumbuh bulu-bulu halus tetapi payudaranya sudah mulai berkembang malah lebih montok dari payudara Dhea. Kulit tubuh Marsha pun lebih putih dan mengkilat dibanding kulit tubuh Dhea, sehingga membuat nafsu seks-ku kembali meningkat.

“Kek… Marsha kan tadi ngintip ketika perut Kakak Dhea dimasukin sama punya kakek.. Marsha juga mau dong.. kata mama dan papa, kalau Kakak Dhea dapat sesuatu pasti Marsha juga dapat.”

“Oh… mama dan papa bilang begitu yach, kamu memang mau perut kamu dimasukin punya Kakek.”
“Iya.. Kek.. Marsha mau sekali.”

Tanpa banyak basa-basi kusuruh Marsha terlentang di atas karpet. Dengan agak riang Marsha langsung terlentang, aku si kakek mesum duduk di sampingnya kedua kakinya aku lebarkan sehingga lubang kemaluannya yang gundul terlihat jelas. Kusuruh Marsha menutup mata. “Marsha sekarang tutup matanya yach, jangan dibuka kalau Kakek belum suruh, nanti kalau sakit Marsha hanyaboleh bilang sakit.”

Marsha pun menuruti permintaanku. Lubang kemaluannya kuusap dengan jari tengahku dengan lembut dan sesekali jariku kumasukkan ke lubang kemaluannya. Tangan kiriku dengan buasnya telah meremas payudaranya dan memelintir puting yang berwarna kemerahan. Marsha mulai menggelinjang. Domino 99 Online Terbaik

Dia tetap memejamkan matanya, sedang mulutnya mulai nyerocos. “Ah… ah… ah.. sshh.. ssh…” Kedua kakinya disepakkan ketika jari tengahku menyentuh klitorisnya. Lidahku mulai menjilati lubang kemaluannya karena masih gundul, dengan leluasa lidahku mengusapliang kemaluannya sampai lidahku menyentuh klitorisnya.

Dikarenakan usianya lebih muda dari Dhea maka lubang kemaluan dan klitoris Marsha rasanya belum terlalu manis dan 10 menit kemudian keluarlah cairan kental putih yang rasanya masih hambar menetes dengan derasnya dari dalam lubang kemaluannya membasahi lidahku yang sebagian tidak kutelan karena rasanya yang masih hambar sehingga membasahi paha putihnya.

“Ah… ah… ngeh.. ngeh… Marsha.. basah nih Kek…” Kuambil bantal Sofa dan kuganjal di bawah pantat Marsha sehingga lubang kemaluan itu agak terangkat, lalu kutindih Marshadan kutempelkan batang kemaluanku pada lubang kemaluannya yang masih berlendir.

Kuhentak batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Marsha yang masih lebih rapat dari lubang kemaluan Dhea. Kuhentak berkali-kali kemaluanku sampai 25 kali baru bisa masuk kepala kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha. 25 kali juga Marsha menjerit.

“Aw.. aw.. sakit.. Kek… sakit.. sekali..”
“Katanya kamu mau perutmu aku masukin punya Kakek seperti lubang kemaluan Kakak Dhea.”
“Iya Kek… Marsha mau… Marsha tahan aja deh sakitnya.”

Kepala kemaluanku yang sudah masuk ke lubang kemaluan Marsha kehentak sekali lagi, kali ini masuk hampir 3/4-nya batang kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha, ini karena lubang kemaluan Marsha masih licin sisa lendir yang tadi dikeluarkannya.

“Hegh… hegh… hegh.. iya Kek sekarang Marsha nggak sakit lagi… malah enak.. rasanya di perut Marsha ada yang dorong-dorong… Hegh.. Hegh…” komentar Marsha ketika menahan hentakan batang kemaluanku di lubang kemaluannya.

Setelah 30 menit lubang kemaluannya kuhujam dengan hentakan batang kemaluanku, meledaklah cairan kental dan tetesan darah dari lubang kemaluan Marsha keluar dengan derasnya yang membasahi kemaluanku dan pahanya. Marsha pun langsung pingsan.

“Arrgh.. arrghh.. ssh… Kek… Marsha.. nggak kuat… Kek… Marsha.. mau pingsan… nih… nggak.. ku.. kuaatt…”

Pingsannya Marsha tidak membuatku mengendorkan hentakan kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin, malah membuatku makin keras menghentaknya, yang membuatku sampai puncak yang kedua kalinya setelah yang pertama kali di lubang kemaluannya Dhea,

tapi kali ini aku tidak sempat menarik batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluan Marsha sehingga cairan kental hangat itu kubuang di dalam perut Marsha dan setelah itu baru kulepaskan batang kemaluanku dari lubang kemaluan Marsha yang masih mengeluarkan lendir.

“Ah.. ah… ser… ser… ser… jrot.. jrot.. agh… ag.. ssh… argh…”

Tubuhku pun langsung ambruk di tengah Marsha yang pingsan di atas karpet dan Dhea yang tertidur di sofa. Satu jam kemudian aku si kakek mesum terbangun di saat batang kemaluanku berasa dijilat dan ketika aku melirik aku melihat Dhea dan Marsha sedang bergantian mengulum batang kemaluanku dan menjilati sisa cairan lendir tadi, kuusap kedua kepala cucuku itu yang lalu kusuruh keduanya mandi.

“Dhea.. sudah.. sayang.. sana ajak adikmu.. bersih-bersih dan mandi setelah itu kita ke Mall, beli McDonal.. ayo sayang!”
“Kek.. Dhea puas deh.. lain.. kali lagi yach Kek!”
“Asyik beli McDonal.. tapi lain kali lagi yach… Kek, perut Marsha jadi hangat.. deh.. enak..”
“Iya.. sayang.. pasti lagi.. ayo sekarang Kakek yang mandiin.”

Setelah itu kami pun mandi bertiga, sejak saat itu kedua cucuku selalu tiap malam minta coba lagi keganasan batang kemaluanku. Aku si kakek mesum pun tersenyum bangga bahwa aku memang penakluk perempuan, walau perempuan yang aku taklukan adalah kedua cucuku yang sekarang tinggal bersamaku.


Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP

Mengintip Papa Mama Yang Sedang Menonton BF

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP
Kejadian ini berawal pada suatu malam ketika aku terbangun karena merasakan ingin buang air kecil. Akupun bangun untuk kekamar mandi. Karena sudah terbangun aku jadi sulit untuk memejamkan mataku kembali yang memang sudah menjadi kebiasaanku apalagi jam di dinding kamarku waktu itu telah menunjukkan pukul 01.57 dini hari.

Sambil terus berusaha memejamkan mata agar dapat tidur kembali pikiranku mulai menerawang kemana-mana sambil memandang langit-langit kamar.Tetapi usaha itu kurang berhasil ditambah lagi pikiranku sudah mulai menghayalkan perbuatan-perbuatan sex yang pernah aku dapatkan dari Ana ataupun Tari.

“Sst.. ah.. ahh..”, aku mulai berdesis sambil mengelus-elus penisku yang mulai ereksi.

Tetapi perbuatanku itu aku lakukan secara perlahan karena takut kedua adikku terbangun yang memang sekamar denganku. Kamarku itu memang kami tempati bertiga, aku berada seranjang dengan adikku yang nomor tiga namanya Sony.

Tetapi dia berada dibawahku karena kami berdua mengenakan ranjang bertingkat dua sedangkan satu ranjang lagi berada kira-kira satu meter disamping ranjang kami yang ditempati oleh adikku yang nomor dua bernama Rony, Umur mereka juga hanya beda-beda setahun dari umurku. Sambil terus berkhayal aku terus mengelus kepala penisku yang sudah mulai licin oleh air bening yang keluar dari senjataku itu.

“Ouh.. ah.. ah..”, desisku pelan.

Namun terdengar seperti ada desahan lain selain desahanku sendiri yang kadang-kadang desahan itu tiba-tiba menghilang.

“Oh.. ya.. yes..”, terdengar desahan-desahan itu secara samar-samar.

Akupun memasang telingaku untuk memastikan bahwa suara itu bukan suaraku, akupun diam sejenak dan ternyata benar kini aku tidak bersuara tetapi desahan itu tetap terdengar. Lalu aku bangun dan duduk untuk mencari dari mana asal suara itu. Sambil memasang kembali telingaku dengan sangat cermat. Kupandang setiap sudut ruangan kamarku dan pandanganku berhenti dipintu plafon kamarku dan sepertinya suara itu berasal dari situ.

Di kamarku memang ada semacam pintu untuk naik dan turun bila kita ingin naik ke atas plafon. Tempat tidurku memang berada dekat sekali dari pintu plafon itu karena ranjangku berada ditingkat yang kedua. Maka dengan mudah sekali aku membuka pintu plafon itu namun tetap dengan sangat perlahan karena takut menimbulkan suara yang dapat membangunkan kedua adikku.

“Yeah.. oh.. oh.. fuck me.. yes..”, suara itu semakin terdengar jelas ketika aku membuka pintu plafon dan suara itu sepertinya suara yang keluar dari sebuah TV.

Dugaanku langsung mengatakan bahwa suara itu berasal dari kamar Papa dan Mamaku sebab hanya di kamar itu yang mempunyai televisi selain televisi yang ada diruang tengah rumahku. Karena didorong rasa ingin tahu apa yang sedang ditonton oleh kedua orang tuaku, akhirnya aku nekad naik keatas plafon itu. Walaupun sebenarnya aku sudah tahu bahwa mereka sedang memutar Film Blue atau BF, itu bisa aku pastikan dengan suara-suara desahan yang keluar dari televisi didalam kamar mereka.

Ketika aku sudah berada diatas aku belum bisa langsung menuju ke atas plafon kamar Papa dan Mamaku sebab mataku harus beradaptasi dari terang ke gelap. Setelah aku sudah dapat melihat akupun merangkak menuju kearah kamar kedua orang tuaku dengan sangat hati-hati sekali agar tidak menimbulkan suara sedikitpun apalagi suara yang bisa membangunkan seisi rumah.

“Fuck me.. oh.. yes.. yes..”, suara dari televisi itu semakin terdengar jelas, rupanya aku telah berada di atas kamar kedua orang tuaku.

“Jangan sekarang dong Mam.. habiskan dulu filmnya”, terdengar suara Papaku dengan sedikit berbisik, namun karena aku memang kini berada tepat diatas kamar mereka maka walaupun Mamaku berbisik aku bisa mendengarnya dengan jelas bahkan suara napas mereka yang memburu kadang terdengar di telingaku dari atas plafon itu.

“Sst.. oh.., ayolah Pap..”, kini suara Mamaku yang terdengar olehku dengan nada manja dan setengah merengek seperti memohon sesuatu dari Papaku.

“Sudah banjir ya Mam.., rasanya jari Papa basah semua nih..”, seru Papaku.

“He.. eh.. oh.. sst..”, hanya itu yang terdengar dari mulut Mamaku menjawab pertanyaan Papaku tadi.

Birahiku mulai bangkit menghayal dan membayangkan apa yang dimaksud dari pembicaraan Papa dan Mamaku ditambah lagi desahan-deshan kecil yang keluar dari mulut Mamaku bercampur dengan desahan-desahan yang keluar dari film yang mereka tonton. Kontolku sudah tegang tidak bisa ditahan lagi oleh celana karet yang aku pakai sehingga celana itu membentuk bukit kecil oleh desakan kontolku dari dalam. Agen BandarQ Online Terpercaya

Karena merasa kurang puas dengan mengahayalkan saja, aku nekad membuat celah kecil diatas plafon itu agar bisa melihat ke dalam kamar Papa dan Mamaku. Dengan berbagai upaya dan sangat hati-hati sekali akhirnya aku berhasil, sayang sekali celah itu hanya terfokus pada satu arah saja. Kebetulan yang terlihat hanya layar televisi dan ujung tempat tidur Papa dan Mamaku sehingga kedua ujung kaki mereka dapat kulihat juga mulai dari betis kebawah.

Akupun ikut melihat adegan-adegan dari film itu melalui celah yang kubuat sambil sekali-sekali melihat juga kaki Papa dan Mamaku yang saling tumpang tindih. Napasku semakin tidak beraturan ikut menyaksikan adegan-adegan di layar televisi itu ditambah lagi desahan-desahan dari dalam kamar itu, baik itu yang berasal dari mulut kedua orang tuaku maupun dari pemeran film yang sedang kami tonton.

Kontolku semakin tegang, akhirnya tanganku satu megeluarkan kontolku dari dalam celana, sementara yang satunya tetap menjaga celah itu tetap terbuka agar aku tetap bisa melihat kejadian dibawah sana. Kuelus-elus kontolku itu dengan perlahan merasakan kenikmatannya sambil terus menyaksikan dan mendengarkan adegan-adegan dari dalam kamar Papa dan Mamaku itu.

“Sst.. ohh.. ah..”, desisku pelan sambil memejamkan mataku membayangkan seandainya aku juga sedang berada didalam kamar itu menyaksikan Papa dan Mamaku sedang bersetubuh.

“Ouh.. ah.., sedot Pap.., ya.. begitu, sst..”, tiba-tiba suara Mamaku terdengar dengan nada menggairahkan sekali.

Akupun segera coba melihat apa yang mereka lakukan namun hanya setengah dari punggung Papaku saja yang dapat aku lihat dengan posisi setengah membungkuk.Dengan sedikit berfantasi aku sudah dapat menerka Papaku sedang menghisap payudara Mamaku.

“Oh.. ahh.., lidahmu putar disitu Pap, ya.. oh.. terus.. ah.. enaknya”, terdengar lagi desahan nikmat dari mulut Mamaku sambil aku terus berfantasi gerakan apa yang mereka lakukan karena aku tidak bisa melihat mereka berdua secara langsung dan utuh.

Kocokan pada penisku yang tadi pelan kini bertambah cepat mendengarkan desahan-desahan itu. Kini aku sudah tidak perduli lagi dengan lubang kecil itu untuk dapat melihat kebawah sana karena yang berperan sekarang adalah fantasiku dan desahan-desahan Mamaku yang semakin sering terdengar mengalahkan suara dari televisi dikamar mereka bahkan perkiraanku mereka sudah tidak nonton lagi tetapi sudah sibuk untuk mempraktekkan juga apa yang mereka nonton.

Tak lama kemudian suara televisi terdengar seperti dipelankan, segera aku buka sedikit celah didepanku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di bawah. Ternyata Mamaku yang hanya bercelana dalam sedang mengecilkan suara televisi itu.

Kerongkonganku langsung kering ketika kulihat tubuh Mamaku yang putih dengan payudara membusung indah serta putingnya yang mekar akibat permainan mulut Papaku. Tanganku seketika itu berhenti mengocok kontolku namun aku justru meremas kuat batang kontolku sambil menelan ludahku beberapa kali untuk membasahi kerongkonganku yang kering itu.

Setelah mengecilkan suara televisi aku melihat Mamaku kembali naik keatas ranjangnya namun berhenti di antara kedua kaki Papaku. Kini hanya punggung Mamaku yang dapat aku lihat dengan posisi setengah membungkuk dan payudaranya sedikit menggantung dan berayun-ayun kecil bila terlihat dari samping.

“Ah.. oh.. uh..”, tiba-tiba Papaku mendesis nikmat.
“Enak ya Pap?”, suara Mamaku dengan nada bertanya kepada Papaku.
“Enak.. oh.. Mam”, jawab Papaku.
“Ya.. oh.. sedot Mam, oh.. begitu..ah..”

Akupun melepaskan kembali pegangan untuk membuka celah itu dan tidak memperdulikannya.Karena kini aku kembali pada fantasiku untuk membayangkan posisi yang dilakukan oleh Papa dan Mamaku sambil tanganku megelus lembut kontolku dari kepala sampai pangkalnya yang sudah licin oleh air kenikmatanku yang berwarna bening.

“Berhenti Mam, bisa-bisa aku keluar sekarang”, terdengar kembali suara Papaku.

“Masukkin sekarang ya Pap..?”, kini suara Mamaku yang terdengar.

Karena ingin tahu lagi apa yang mereka akan lakukan akupun membuka celah itu kembali dengan tanganku yang satu sementara tanganku yang satunya tetap megelus pelan kontolku yang sudah licin. Akupun melihat ujung kaki Papaku sudah berada ditengah-tengah kaki Mamaku yang terbuka lebar.

“Agh.. oh.. sstt.., enak Mam”, terdengar suara Papaku.

Baca Juga : Muridku yang Rasakan Nikmatnya Bercinta

“Enak Pap, oh.. goyang Pap, ah..”, kini suara Mamaku yang terdengar, begitu terus suara mereka saling bersahut sahutan sambil terus bekerja keras mendapatkan puncak kenikmatan.

Aku yang mendengar desahan-desahan mereka berdua semakin mengaktifkan tanganku yang tadinya hanya mengelus-elus kontolku kini mengocoknya dengan penuh perasaan sambil terus berfantasi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Papa dan Mamaku.

“Punyamu licin sekali Mam, oh.. oh..”, terdengar suara Papaku dengan sangat bergairah.

“Putar dong Pap, ayo.. oh.. ah..”, terdengar suara Mamaku.

“Angkat sedikit dong Mam, sst.. aku mau putar nich.. oh..”, terus terdengar suara mereka saling memberikan semangat untuk mencapai kemenangan.

Merasakan aktivitas sex mereka semakin meningkat seiring itu pula kontolku kukocok dengan penuh gairah.

“Ah.. ah.. oh”, akupun mendesis pelan menikmati permainan soloku.

“Auh.. ya..”, aku terus mendesis membangkitkan sendiri gairahku agar air sperma yang terasa sudah terkumpul di batang kemaluanku dapat aku keluarkan.

“Ya.. tekan Pap, Mama sudah terasa nih.. oh.. ahh”, seiring dengan erangan keras yang keluar dari mulut Mamaku akupun mencapai puncak kenikmatanku.

“Crot.. crot.. crot..”, air kenikmatanku melompat-lompat keluar sampai lima kali dan berhamburan di atas plafon media masturbasi-ku itu.

“Ah.. oh.. nikmat.. Mam..”, tanpa kusadari aku mengeluarkan kata-kata itu karena memang dari tadi aku juga sedang berfantasi ikut bermain dengan Mamaku.

Sambil duduk untuk memulihkan kembali stamina yang sudah terkuras setelah mendapatkan kenikmatanku sendiri aku terus mendengarkan suara dari dalam kamar Papa dan Mamaku. Dan tak lama kemudian aku mendengarkan suara Papaku yang mengerang-ngerang.

“Oh.. ya.. sedikit lagi Mam”

“Aduhh.. ah.. ya.. ya.. ya.. ohh..”, terdengar suara Papaku bercampur dengan nafasnya yang naik turun seperti orang habis mengangkat beban berat.

Setelah beberapa waktu tidak terdengar suara apa-apa, pintu kamar mandi Papa dan Mamaku terdengar dibuka yang disusul kemudian suara gemericik air, akupun bergerak dengan sedikit rasa kelelahan untuk kembali turun dari atas plafon itu ketempat tidurku. Mungkin karena sudah letih setelah bermain solo diatas plafon media masturbasi-ku tadi akupun langsung tertidur ketika kepalaku bersandar dibantal tempat tidurku dengan perasaan kepuasaan yang teramat sangat.

Keesokan harinya sepulang dari sekolah, aku yang sengaja tidak keluar bermain memanfaatkan situasi sepi siang itu. Sony dan Rony sedang bermain di rumah tetangga sementara kedua orang tuaku belum pulang dari bekerja dikantornya. Agen Domino 99 Online Terpercaya

Akupun naik kembali keatas plafon untuk melaksanakan rancangan yang aku buat tadi di sekolah yaitu membuat celah yang bisa melihat keseluruh sudut ruangan didalam kamar Papa dan Mamaku sehingga apabila Papa dan Mamaku sedang bermesraan aku dapat menyaksikan adegan-adegan mereka dengan bebas dan aman.

Setelah bekerja kurang lebih setengah jam diatas plafon itu akhirnya aku berhasil membuat rancanganku itu. Kini seluruh sudut didalam kamar itu dapat aku pantau dari atas plafon media masturbasi-ku itu dan aku merencanakan menguji coba celah itu sebentar malam.

Setelah aku merasa telah siap dan aman semuanya aku beranjak hendak turun dari plafon media masturbasi-ku itu takut keburu saudara-saudaraku pulang dari bermain dan orang tuaku yang juga sebentar lagi pulang dari kantor mereka masing-masing.

“Na.. na.. na..”, terdengar suara seorang wanita sedang bernyanyi kecil ketika posisiku telah berada didekat pintu plafon kamarku.

Aku langsung mencari asal suara itu. Tak lama kemudian suara guyuran air seperti orang sedang mandi ikut terdengar diantara suara kecil wanita yang sedang menyanyi itu. Aku mulai berpikir-pikir dan akhirnya aku temukan jawabannya bahwa suara itu adalah suara kakak sepupuku yang bernama Erna.

Rumah kami memang bersebelahan hanya dibatasi oleh sebuah tembok pemisah sepanjang badan rumah kami.Namun kamar mandinya persis menempel di badan belakang rumahku sehingga ujung atap rumahku terpotong sedikit agar bisa bersambung dengan atap kamar mandi mereka. Rasa takut yang tadi ada kini dibunuh oleh perasaan penasaran yang timbul ingin menyaksikan kakak sepupuku itu sedang mandi.

Tanpa membuang waktu aku segera merangkak mendekati kamar mandi itu. Dan kini aku telah sampai diatas kamar mandi itu yang kebetulan sekali situasi disitu sangat menunjang dan aman untuk menyaksikan tubuh indah dan mulus milik kakak sepupuku itu. Tidak seperti di atas kamar orang tuaku harus dirancang khusus.

Kini pandanganku sedang menatap dengan penuh gairah kearah tubuh Kak Erna yang sedang memakaikan sabun keseluruh tubuhnya. Fantasiku mulai ikut berperan saat itu, seandainya aku yang menyabuni tubuh mulus milik kakak sepupuku itu oh.. betapa nikmatnya. Tangan indahnya kini sedang mengusap-usap lembut kedua payudaranya yang sebesar bola kaki dan sekali-sekali memutar kecil kedua puting susunya yang sedang mekar karena terkena guyuran air yang dingin.

“Oh.. ah.. ah..”, aku mulai mendesah merasakan gairahku mulai bangkit.

Penisku juga aku rasakan mulai meronta-ronta di dalam celanaku. Setelah selesai mengusap-usap kedua payudaranya kini tanganya turun mengusap-usap sekitar tempat yang paling diingini oleh semua lelaki. Dengan lembut tangannya meggosok-gosok bulu yang berada disekitar vaginanya itu.

“Ah.. oh.. sst..”, aku terus mendesis sambil mengocok penisku yang kini telah aku keluarkan dari dalam celanaku.

Semakin lama kocokanku semakin kencang, terasa air kenikmatanku mulai saling mendesak ingin melepaskan diri dari dalam batang kemaluanku. Pandanganku juga terus mengarah ke tubuh Kak Erna sambil terus berfantasi, kini aku melihat Kak Erna jongkok dan tangannya mengusap masuk kedalam lubang vaginanya.

“Ya.. oh.. sedikit lagi Kak Er.. ya.. oh..”, sambil berfantasi Kak Erna sedang bersetubuh bersamaku dengan gaya ia berada diatas atau joki style.

“Ah.. oh.. ya.. ya.. ayo..”, seruku sambil kocokkan pada kontolku semakin cepat.

Air spermaku rasanya sudah berada diujung lubang penisku seiring dengan perasaan panas dingin yang mulai aku rasakan pada tubuhku.

“Crot.. crot.. crot..”, berhamburanlah air kenikmatanku melompat keluar dari lubang kontolku dan berhamburan di atas plafon media masturbasi-ku itu.

“Ah.. oh.. enak Kak Er, sst.. ahh”, seruku sambil melambatkan kocokkan pada kontolku yang semakin lemah ereksinya setelah aku mendapatkan kenikmatanku.

Aku lihat ke bawah Kak Erna sudah memakai handuk dan hendak keluar dari kamar mandi itu. Akupun bergegas turun dari atas plafon media masturbasi-ku itu, untung saja kedua adikku belum pulang dari bermain sehingga aku dapat turun dengan aman.

Setelah aku berada diatas tempat tidurku aku mulai berpikir ternyata ada orang lain yang bisa menjadi media masturbasi ku selain Papa dan Mamaku. Sejak itu aku semakin rutin naik keatas plafon media masturbasi-ku itu untuk melampiaskan birahiku terlebih malam hari untuk menyaksikan Papa dan Mamaku menjadi tontonan pornoku secara langsung.

Bahkan tanteku yang sedang mandi juga pernah kujadikan media masturbasi ku.


Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP